Di sini kami hanya bisa mewakili JaPo. Sejak awal, sumber riset yang kami gunakan telah diuji tingkat akurasinya oleh pihak independen (Edward D. Campbell, pakar fingerprint science dari Amerika) dengan angka akurasi 87% (faktor pengaruh pola asuh membuatnya tidak dapat mencapai 100%). Untuk mengkonfirmasi validitas ini, maka kami pun telah melakukan riset menggunakan metode Chi Square Goodness of Fit dan Pearson’s Correlation Coefficient terhadap 189 orang yang kesemuanya melakukan pengidentifikasian tipikal kepribadian dan keterampilan melalui kuesioner dan juga melalui analisa JaPo.


Dalam studi ini kami mendapatkan nilai chi square statistic (X2) sebesar 34.76661106 dengan number of categories (k) = 24, Degree of freedom (df) = 23, dan Level of significance (α) = 0.05. Dengan critical value X2.05 = 35.172, dapat disimpulkan bahwa null hypothesis kami dapat diterima.


Kesimpulan: Distribusi hasil identifikasi responden sampel yang didapat melalui analisa sidik jari JaPo adalah sama dengan distribusi hasil identifikasi yang didapat melalui pengisian kuesioner.


Dalam perhitungan dalam metode Pearson’s Correlation Coefficient, kami mendapatkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0.923663453. Koefisien korelasi (nilai di antara -1 dan +1) menyatakan seberapa kuat dua variabel terkait satu sama lain. Koefisien korelasi +1 menunjukkan korelasi positif sempurna, di mana ketika variabel X meningkat, variabel Y juga meningkat; dan ketika varibel X menurun, variabel Y juga menurun. Sementara koefisien korelasi 0 menunjukkan tidak adanya korelasi.


Dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0.923663453, hal ini menunjukkan hasil analisa JaPo memiliki korelasi yang sangat tinggi terhadap hasil pengisian berbasis kuesioner.